SYMBOL AND REFERENT (LAMBANG DAN RUJUKAN)

Halo, disini saya ingin membahas sedikit tentang lambang dan rujukan.
semoga membantu kawan-kawan :)

A.  Pengertian Simbol
     Simbol adalah gambar, bentuk, atau benda yang mewakili suatu gagasan, benda, ataupun jumlah sesuatu. Simbol dapat digunakan untuk keperluan apa saja. Semisal ilmu pengetahuan, kehidupan sosial, juga keagamaan. Bentuk simbol tak hanya berupa benda kasat mata, namun juga melalui gerakan dan ucapan. Simbol juga dijadikan sebagai salah satu infrastruktur bahasa, yang dikenal dengan bahasa simbol.
    Lambang atau simbol merupakan tanda yang bersifat konvensional yang dihasilkan manusia melalui alat ucapnya. Menurut Plato dalam Prawirasumantri (1998: 24) bahwa lambang atau simbol adalah kata dalam suatu bahasa, sedangkan makna adalah objek yang kita hayati di dunia yang berupa rujukan oleh lambang tersebut. Seperti kata Odgen dan Ridchard (1972: 9) dalam Chaer (2013: 38) bahwa lambang ini bersifat konvensional , perjanjian; tetapi ia dapat diorganisasi, direkam dan dikomunikasikan.
     Kesalahan terbesar manusia dalam memahami simbol adalah menganggap bahwa simbol adalah substansi. Sehingga mereka kerap kali terjebak pada pembenaran terhadap semua hal yang hanya bersifat kasat mata sebagai kebenaran hakiki. Muara dari kesalahan itu adalah fanatisme.
Contoh kasus: Agama X menyebut kata Tuhan dengan sebutan X1, sedangkan agama Y menyebutnya dengan Y1. Masing-masing agama mengklaim bahwa penyebutan yang benar adalah menurut cara mereka masing-masing. Di luar penyebutan itu, dianggap sebagai ajaran sesat.

B. Pengertian Referent (Rujukan)
  Makna referansial adalah makna yang berhubungan langsung dengan kenyataan atau referent (rujuakan), makna referensial disebut juga makna kognitif, karena memiliki acuan. Misalnya :
1) orang itu menampar orang
2) orang itu menampar dirinya

Pada (1) orang 1 dibedakan maknanya dari orang 2 karena orang 1 sebagai pelaku dan orang 2 sebagai pengalam, sedangkan pada (2) orang memiliki makna referensial yang sama dengan orang 1 dan orang 2 karena mengacu kepada konsep yang sama.
Tidak cukup jika hanya membahas tentang simbol dan rujukan saja, karena konsep merupakan salah satu acuan yang juga menjelaskan tentang simbol dan rujukan tersebut.

C. Pengertian Konsep
  ‘Konsep’ merupakan istilah yang diajukan Lyons sebagai pengganti istilah ‘thought’ atau ‘reference’. Istilah ‘konsep’ sebenarnya sama dengan istilah ‘makna’. Jika kita berbicara tentang konsep atau makna, kita tidak bisa mengabaikan keberadaan dua unsure dasar dalam sistem tanda yang secara langsung memiliki hubungan dengan konsepatau makna, yaitu:
1) Signifiant: unsur abstrak yang terwujud dalam lambang atau simbol,
2) Signifikantor: yang dengan adanya makna dalam lambang atau simbol itu mampu mengadakan penjulukan, melakukan proses berfikir, dan mengadkan konseptualisasi.

   Lambang atau simbol adalah satuan bahasa yang berupa kata atau kalimat; acuan atau referent adalah objek, peristiwa, fakta atau proses di dalam dunia pengalaman manusia, sedangkan konsep atau pikiran atau reference adalah apa yang ada dalam benak kita tentang objek yang ditunjukan oleh lambang atau simbol.
  
  Antara konsep dan lambang terdapat hubungan timbale balik. Misalnya, kata ‘’rokok’ yang diujarkan oleh seorang penutur dapat menyebabkan penanggap tutur memikirkan kata tersebut. Demikian pula si penutur. Dengan konsepnya dia memakai lambang “r-o-k-o-k’ untuk mengacu pada objek yang sama. Dengan kata lain, sebelum seseorang mengatakan suatu lambang, di dalam benaknya sudah ada konsep (makna). Kemudian lambang itu dimaknai oleh si penanggap tutur.
Setiap lambang atau simbol yang berupa kata mempunyai konsep.

    Konsep dapat dikenali dalam keberadaanya sendiri (lepas atau bebas konteks) atau melalui relasi dengan satuan bahasa lainnya (terikat konteks). Kata berkonsep yang bebas konteks terbagi menjadi dua bagian, yaitu yang acuannya dapat dihindari dan yang acuannya tidak dapat dihindari. Dengan demikian, ada tiga kelompok kata yang dimanfaatkan untuk kegiatan komunikasi, yaitu:
1) kata yang berkonsep, bebas konteks, acuannya dapat dihindari; ‘kursi’, ‘anggur’, ‘lemari’, ‘kuda’;
2) kata yang berkonsep, bebas konteks, acuannya tidak dapat dihindari: ‘demokrasi’, ‘sakit’, ‘panjang’;
3) kata yang berkonsep, tetapi harus terikat konteks: ‘yang’, ‘tetapi’, ‘dan’, ‘karena’.




----- semoga bisa membantu. thankyou ;)



Sumber: https://id.wikipedia.org